Copyright © DIGITOYS
Design by Dzignine
Friday, July 19, 2013

LAYANG-LAYANG PERMAINAN ANAK-ANAK

Permainan layang-layang adu

Layang-layang barangkali memang bukanlah mainan anak-anak semata, tapi orang-orang dewasa selalu mewariskan skill permainan ini kepada anak-anak, semacam mekanisme tak sadar yang membuat layang-layang tetap lestari hingga kini. Sementara, anak-anak menerima proses pewarisan itu dalam lingkup budaya yang mengelilinginya, sehingga tidak hanya skill yang mereka cerap, tapi juga apa yang boleh-tidak boleh, indah-tidak indah, teori-teori dan teknik-teknik tertentu.

Dalam bermain layang-layang, anak-anak kecil itu sudah mematuhi beberapa peraturan tak tertulis. Dan jangan sekali-sekali melanggarnya, sebab sangsi tertentu akan dia terima. Ini berarti mereka telah menyerap nilai-nilai etis tertentu yang berkaitan dengan persoalan boleh-tidak boleh melakukan sesuatu.

Udara lepas adalah arena pertarungan antar layangan. Layaknya arena pertarungan lain, di sana juga terlibat gengsi, pertaruhan, adu strategi, intimidasi, dan resistensi. Jika seharian penuh sebuah layangan berhasil tetap melayang di udara, berarti dialah sang jagoan hari itu, sang jawara yang sudah bikin keok layangan lain. Dan keesokan harinya, bisa jadi dia dihindari oleh layangan lain, bisa pula mendapat banyak tantangan demi merebut posisinya sebagai jagoan.

Jika ada sebuah layangan yang berekor, itu pertanda dia mengudara dengan misi perdamaian. Siapapun yang menyerangnya berarti telah melakukan pelanggaran berat dan berhak dimarahi. Sedari awal anak-anak itu sudah mencerap kebijaksanaan bahwa hidup tak hanya berisi kompetisi dan saling mengungguli. Seringkali, hidup juga menuntut kerja sama dan saling toleransi.

Sementara di udara berlangsung pertarungan seru, di permukaan tanah berlangsung perburuan layang-layang yang kalah. Jika di udara terlihat layang-layang putus akibat kalah bertarung, segerombolan anak akan berlarian mengejarnya ke tempatnya jatuh; bisa di pohon, di atap, tiang listrik, atau bisa juga terjatuh begitu saja di hamparan lapang. Sekali satu anak memegangnya, layangan itu menjadi miliknya, dan yang lain bisa menghentikan pengejarannya dengan lapang dada untuk kemudian memburu kesempatan lain.

Permainan ini tidak hanya menyediakan norma-norma etis semata, ada kalanya permainan ini mengajak anak-anak mengapresiasi keindahan, menikmatinya sebagai salah satu bagian terpenting dalam hidup. Lihat saja layang-layang itu, bermacam-macam bentuknya, berupa-rupa ukurannya. Bahkan sebagian ada yang memiliki bunyi tertentu. Jika seorang anak menemukan layang-layang semacam ini di tanah atau di atas pohon, dia harus mengembalikannya pada pemiliknya. Sungguh jahat dia yang mempertontonkan keindahan yang bukan miliknya. Lain ceritanya kalau ternyata si pemilik menyerahkan layang-layangnya kepada penemunya.

Begitulah layang-layang, mengajak anak-anak bermain sekaligus belajar hidup dalam sekali seduhan. Tapi namanya saja permainan, tentu ada sisi hitam yang membuat anak-anak kadang terlena. Ini adalah masalah yang kudu dihadapi anak-anak sekaligus orang tuanya: masalah waktu. Kalau sudah kecanduan bermain layang-layang, tak peduli malam, permainan tetap berlanjut. Tak jarang ada anak-anak yang nekat menyelesaikan pertarungan kendati malam mulai menjelang. Apa lagi di musim layang-layang, yakni ketika angin kemarau sedang kencang-kencangnya berhembus, saking banyaknya para peserta membuat pertarungan tak bisa selesai dalam satu hari saja. Pada saat itulah Para orang tua harus menjemput anak-anak mereka di lapangan agar mereka mau segera pulang, segera mandi, dan mengaji, tentu saja.

Satu hal yang pasti, setiap anak-anak menyadari ketidak-mungkinan main layang-layang di musim hujan. Ini sudah menjadi semacam pengetahuan bawaan semenjak lahir. Dan jika ada orang yang nekat melakukannya, anak-anak tentu akan teriak-teriak: “Orang gila…! Orang gila…!” Tetapi walaupun begitu kini banyak juga anak-anak yang bermain layang-layang di musim hujan bahkan ketika hujan rintik-rinti sekalipun, dengan memakai layangan plastik. 

Kini  juga orang dewasa dan anak-anak ada juga yang bermain layang-layang pada malam hari. Walaupun bermain layang-layang pada malam hari agak susah karena layang-layang sulit naik namun beberapa orang tidak kehabisan akal dengan menaikkannya di senja hari. Layang-layang tersebut ada yang diberi lampu dan ada juga yangtidak diberi lampu. Bermainan layang-layang dimalam hari dengan memasang lampu pada layang-layang sungguh mengasikkan. ada kepuasan sendiri ketika bermain layang-layang dimalam hari menggunakan lampu, lalmpu yang dipasang pada badan layang-layang akan membuat suasana angkasa malam semakin meriah dengan kerlipan lampu pada layang-layang apalagi jika dimainkannya bersamaan, akan menambah suasana meriah di angkasa malam.

0 comments:

Post a Comment